Invasi militer Rusia ke Ukraina yang dimulai sejak tanggal 24 Februari 2022, dipicu oleh keinginan Presiden Volodymyr Zelensky untuk menggabungkan Ukraina ke dalam organisasi NATO. Meskipun Presiden Vladimir Putin mengklaim bahwa operasi militer Rusia hanya menargetkan fasilitas militer dan infrastruktur energi, namun invasi tersebut telah menimbulkan reaksi dari sejumlah negara Barat, yang berujung pada penjatuhan berbagai sanksi ekonomi terhadap Rusia (yang juga dibalas oleh Rusia). Tidak hanya itu, selang beberapa bulan setelah invasi dimulai, sejumlah negara anggota NATO seperti Amerika Serikat, Inggris dan Jerman, rutin mengirimkan bantuan persenjataan militer yang diklaim untuk membantu perjuangan Ukraina melawan Rusia. Hingga saat ini konflik Rusia-Ukraina pun praktis telah menimbulkan gejolak besar terhadap perekonomian dunia, seperti melonjaknya harga komoditas pangan dan energi. Krisis ekonomi ini juga terjadi di negara-negara Barat seperti Amerika Serikat yang sebagian besar warganya menuntut pemerintah nya untuk menghentikan bantuan militer ke Ukraina dan lebih berfokus untuk menstabilkan perekonomian dalam negeri.